时间:2025-05-30 22:16:57 来源:网络整理 编辑:综合
Jakarta, CNN Indonesia-- Hampir 20 tahun berlalu sejak jatuhnya pesawat Boeing 737-300 milik maskapa quickq安卓版下载最新版
Hampir 20 tahun berlalu sejak jatuhnya pesawat Boeing 737-300 milik maskapai penerbanganHelios Airways. Investigasi udara mengungkap misteri di balik jatuhnya pesawat yang dijuluki "Olympia" itu, terdapat kisah tragis sekaligus aksi heroik di dalamnya, melansir Mirror.
Insiden pesawat 'Olympia' kerap dijuluki sebagai insiden "pesawat hantu", karena misterinya yang dikemudikan tanpa pilot dan seluruh awak tak sadarkan diri selama berjam-jam sebelum akhirnya jatuh. Hal tersebut seakan-akan pesawat sedang dibajak oleh sesuatu yang "tak kasat mata".
Penerbangan Helios Airways 522 yang mengangkut 121 orang, terdiri dari 115 penumpang dan 6 awak pesawat merupakan salah satu bencana penerbangan terburuk di Eropa.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum mengangkut penumpang ke Praha, pesawat tersebut menjalani pemeriksaan dan pengisian bahan bakar pada pukul setengah 2 dini hari waktu setempat.
Sesaat sampai di Bandar Udara Larnaca sebenarnya kru pesawat mengeluhkan adanya pintu pesawat yang membeku, serta suara aneh dari pintu belakang pesawat saat penerbangan berlangsung.
Tim teknis melakukan pengecekan untuk mencari ada atau tidaknya kebocoran dalam pesawat. Mereka mengubah peraturan sistem tekanan pesawat dari "Auto" ke "Manual" untuk menjalani pengecekan tekanan udara tanpa harus menyalakan mesin.
Akhirnya pesawat dinyatakan layak terbang setelah pemeriksaan. Namun nahas, tim teknisi lupa mengatur kembali sistem tekanan pesawat ke mode "Auto".
Tepat setelah lepas landas, klakson peringatan ketinggian kabin pesawat berbunyi, tapi tidak dihiraukan oleh awak pesawat karena suaranya yang identik dengan peringatan konfigurasi lepas landas. Mereka melanjutkan penerbangan.
Dalam penerbangan tersebut terdapat Kapten Hans-Jurgen Merten (58), yang bekerja berdasarkan kontrak dengan Helios Airways dan perwira pertama Pampos Charalambous (51), warga negara Siprus yang telah terbang dengan maskapai tersebut selama sekitar 5 tahun.
Mereka adalah pasangan yang berpengalaman dengan total jam terbang hampir 25.000 jam dan kurang dari 10.000 jam penerbangan di dalam Boeing 737,
"Olympia" terbang semakin tinggi dengan kadar oksigen yang semakin rendah. Para kru kabin tidak menyadari hilangnya tekanan pesawat tersebut secara perlahan. Tujuh menit setelah penerbangan, pilot melaporkan adanya masalah pada AC dan menghubungi departemen operasi maskapai. Masker oksigen pesawat dikerahkan setelah mencapai ketinggian 18.000 kaki.
Pesawat kehilangan kontak dengan menara kontrol selama lebih dari satu jam, yang mengakibatkan Angkatan Darurat Yunani mengirim dua jet tempur F16 untuk menyelidiki. Mereka melihat pesawat tersebut terjebak dalam lingkaran setinggi 35.000 kaki di langit.
Kurang dari 3 jam setelah lepas landas, semua orang di pesawat tewas ketika "Olympia" jatuh di perbukitan dekat Grammatiko, Yunani. Para kru mengalami tahap awal hipoksia karena pesawat berada di ketinggian 34.000 kaki, jauh di atas batas minimum 10.000 kaki untuk kadar oksigen yang aman, dilaporkan oleh Daily Star.
Pilot pesawat tempur yang dikirimkan menerbangkan pesawatnya mendekati "Olympic" dan melihat bahwa seluruh penumpang telah tak sadarkan diri, dengan masker oksigen menggantung di atas kepala mereka. Selain itu, kopilot juga tak sadarkan diri dan anehnya, pilot tak berada di ruangannya.
Mereka juga melihat seorang awak kabin lelaki dengan pasokan oksigen memasuki kokpit bersama pacarnya yang diketahui juga merupakan awak kabin.
Awak kabin lelaki tersebut diketahui bernama Andreas Prodomou dan pacarnya bernama Haris Charalambous. Keberanian Andreas memasuki kokpit didasari karena pemahamannya di dunia aviasi serta memiliki lisensi pilot Inggris. Namun, sayangnya ia tidak memiliki pengalaman menerbangkan pesawat tipe Boeing.
Meski begitu, Andreas tetap berjasa mencegah terjadinya tragedi yang lebih besar dengan mengubah rute pesawat menjauhi pemukiman padat penduduk sehingga tak ada korban darat yang berjatuhan. Pesawat Boeing 737 tersebut akhirnya jatuh karena kehabisan bahan bakar.
Setelah tragedi tersebut, Badan Penerbangan Federal (FAA) mengarahkan semua varian 737 asli dan klasik untuk memasang lampu peringatan tambahan untuk membedakan antara konfigurasi lepas landasan dan masalah tekanan di dek penerbangan.
Sabar, Bahkan Taylor Swift Tak Lepas dari Pertanyaan 'Kapan Kawin?'2025-05-30 21:52
VIDEO: Massa Pro2025-05-30 21:15
FOTO: Pohon Natal Ikonik di New York Mulai Bersinar2025-05-30 21:10
Rumah Dubes yang Mewah Kena Banjir2025-05-30 20:50
Dukung Klinik Mandiri, BNI Gaet Kemenkes dan Periksa.id Hadirkan Smart Healthcare untuk Nakes2025-05-30 20:47
Apa Bedanya Pneumonia Biasa dan Infeksi Bakteri Mycoplasma?2025-05-30 20:38
AMAN Komitmen Jadi Relawan Prabowo2025-05-30 20:24
vivo V50 Series, Smartphone dengan Fitur Pas untuk Liburan dan Petualangan Alam2025-05-30 20:02
Prabowo: Idulfitri Momentum Persatuan dan Solidaritas Bangsa2025-05-30 19:41
Pakar Penerbangan Ungkap Kursi Mana yang Paling Aman di Pesawat2025-05-30 19:32
Habib Bahar yang Ditahan, Tetap Pak Jokowi yang Disalahin, Duh...2025-05-30 21:39
Sekjen PDIP Singgung Pemerintahan Ngemis Investor Untuk Pembangunan IKN2025-05-30 21:31
Puma Bakal Berhenti Sponsori Timnas Israel Mulai 20242025-05-30 20:58
Mensesneg Buka Suara soal Isu Reshuffle Kabinet2025-05-30 20:58
KTP Segera Beralih ke Format Digital, Yuk Intip Langkah2025-05-30 20:53
Stay Safe, Jabodetabek Hujan Sedang hingga Lebat2025-05-30 20:42
Jasad Dalam Koper Selingkuh dengan Tersangka yang Akan Gelar Resepsi2025-05-30 20:33
Harga dan Cara Beli Tiket Kebun Binatang Ragunan 20232025-05-30 20:24
7 Jenis Ikan yang Membawa Keberuntungan di 20242025-05-30 20:24
Buat Pemudik Catat Ya! Polisi Bilang Malam Tahun Baru Jalur Puncak Ditutup 12 Jam2025-05-30 20:02