Rupiah Menguat Tipis, Ketegangan Iran
Nilai tukar rupiah menguat tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (20/5/2025), di tengah tekanan eksternal akibat ketegangan geopolitik Iran–AS dan kekhawatiran pasar atas kondisi fiskal global.
Penguatan rupiah turut ditopang oleh pelemahan indeks dolar AS serta sikap hati-hati pemerintah Indonesia dalam menjaga stabilitas utang negara.
Pengamat mata uang dan komoditas, Ibrahim Assuaibi, menjelaskan bahwa depresiasi dolar AS terjadi akibat kombinasi tekanan geopolitik dan ketidakpastian fiskal di Negeri Paman Sam.
“Pernyataan Wakil Menteri Luar Negeri Iran yang menolak tuntutan AS soal penghentian pengayaan uranium membuat ketegangan kembali naik. Ditambah lagi, kekhawatiran terhadap RUU pemotongan pajak AS yang bisa memperburuk defisit fiskal membuat dolar tertekan,” jelas Ibrahim dalam keterangan yang diterima, Selasa (20/5/2025).
Baca Juga: Kawal Stabilitas Rupiah di Tengah Ketidakpastian Global, Begini Jurus Jitu BI
Dari kawasan Asia, Bank Rakyat Tiongkok (People’s Bank of China/ PBOC) kembali memangkas suku bunga acuannya, mendekati level terendah dalam sejarah. Langkah ini menjadi sinyal bahwa Beijing bersiap menambah stimulus guna mendorong pemulihan ekonomi.
Namun demikian, penguatan pasar Tiongkok masih dibatasi oleh kekhawatiran akan kebijakan pembatasan ekspor cip oleh AS yang berpotensi mengganggu proses normalisasi perdagangan antara dua kekuatan ekonomi dunia tersebut.
Dari dalam negeri, perhatian investor turut mengarah pada posisi rasio utang pemerintah Indonesia yang mencapai 40,91 persen terhadap produk domestik bruto (PDB), atau senilai Rp9.057,96 triliun per akhir Maret 2025. Walau masih berada di bawah batas aman 60 persen sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Keuangan Negara, sejumlah ekonom menilai kewaspadaan tetap diperlukan.
Baca Juga: Rupiah Diprediksi Menguat ke Rp16.500 per Dolar AS di Akhir 2025, Ini Faktornya
“Pemerintah harus mulai mengandalkan pembiayaan domestik dan memperluas basis investor lokal. Strategi lindung nilai terhadap utang valas juga wajib diperkuat untuk menghadapi risiko fluktuasi nilai tukar,” ujar Ibrahim.
Ia juga menekankan bahwa reformasi perpajakan menjadi solusi jangka panjang agar ketergantungan terhadap utang dapat ditekan.
Pada penutupan perdagangan hari ini, rupiah menguat 20 poin ke posisi Rp16.412 per dolar AS, setelah sebelumnya sempat menyentuh level Rp16.383. Untuk perdagangan esok hari, rupiah diperkirakan bergerak fluktuatif dalam rentang Rp16.350 hingga Rp16.420 per dolar AS.
(责任编辑:综合)
- KPK Bantah Adu Cepat dengan Polda Metro Jaya Usut Kasus Syahrul Yasin Limpo
- Kejagung Periksa Anggota BPK Achsanul Qosasi Terkait Kasus Dugaan Korupsi BTS Kominfo Besok
- Wamen ESDM Ungkap Upaya RI untuk Promosikan Energi Bersih
- Terjadi Saat Siswa Main Hujan, Begini Kronologi Robohnya Tembok MTsN 19 Pondok Labu Tewaskan 3 Orang
- SKK Migas: 25 Perusahaan Asing Taksir Wilayah Migas RI
- Awas Keliru, 3 Kebiasaan Baik Ini Justru Bisa Merusak Imun
- 9 Kebiasaan Ini Bisa Merusak Fungsi Otak, Bikin Lemot dan Pikun
- Awas Keliru, 3 Kebiasaan Baik Ini Justru Bisa Merusak Imun
- Prakiraan Cuaca Jakarta Kamis 27 Oktober: Sore Sebagian Besar Wilayah DKI Hujan
- Momen Salat Jumat Terakhir Anies Baswedan di Masjid Fatahillah Balai Kota
- Industri Multifinance Seret, OJK Siapkan Strategi Antisipatif
- Menag Yaqut Ajak Umat Islam Gelar Shalat Gaib Untuk Korban di Palestina
- Anggaran Sirkuit Formula E Bengkak 10 Miliar, Wakilnya Anies Blak
- Aib Rizky Billar Terbongkar! Ternyata Sering KDRT ke Lesti Kejora, Pernah Lempar Bola Biliar
- Siapa Sosok 'Kakak Asuh' yang Begitu Kuat Pengaruhnya Dalam Kasus Ferdy Sambo?
- Jubir Jusuf Kalla Keluar dari Timnas AMIN, Sudirman Said Beberkan Alasannya
- Cak Imin Ingatkan Soal Kecurangan Pemilu
- Cerminkan Nilai
- Sempat Tertunda, Boeing akan Kembali Kerjasama dengan Garuda Indonesia
- UMKM Miliki Posisi Sangat Strategis dalam Dukung Program MBG