您的当前位置:首页 > 热点 > Soal 'Citayam Fashion Week', Sosiolog Merespons Begini 正文
时间:2025-05-31 05:40:43 来源:网络整理 编辑:热点
Warta Ekonomi - Belakangan ini muncul fenomena muda-mudi yang berkumpul di kawasan Jalan Sudirman, J quickqapp官网
Belakangan ini muncul fenomena muda-mudi yang berkumpul di kawasan Jalan Sudirman,quickqapp官网 Jakarta Pusat sambil mengekspresikan diri lewat "Citayam Fashion Week". Muda-mudi berusia belasan tahun tersebut mayoritas berasal dari daerah penyangga Jakarta seperti Depok, Citayam dan Bojong Gede di Bogor.
Kawasan Niaga Terpadu Sudirman atau dikenal dengan SCBD kerap diasosiasikan sebagai kawasan elite dan eksklusif. Tetapi, belakangan kawasan tersebut menjadi tempat berkumpulnya muda-mudi dengan memamerkan berbagai jenis mode pakaian tanpa disponsori oleh merk fashion tertentu.
Baca Juga: Sandiaga Bidik Remaja-Remaja SCBD jadi Konten Kreator
Sosiolog Universitas Udayana Bali Wahyu Budi Nugroho, S. Sos., MA menyebutkan, ada beberapa dampak sosial yang bisa muncul dari fenomena 'Citayam Fashion Week', salah satunya budaya konsumerisme. Hal ini akan muncul ketika muda-mudi ini menghabiskan lebih banyak uang untuk penampilan daripada untuk hal-hal lain yang lebih produktif.
"Misalnya untuk pendidikan mereka, apalagi jika mereka sampai harus berhutang atau mengajukan kredit agar bisa berpenampilan seperti yang mereka inginkan," kata Wahyu, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (16/7/2022).
Wahyu mengatakan, fenomena ini juga akan mehirkan social distinction atau jarak sosial dengan muda-mudi lain. Penggunaan kode-kode atau simbol tertentu dalam fashion, kata dia, berpotensi memunculkan definisi tentang apa yang dianggap keren dan tidak keren, apa yang bagus dan tidak bagus, serta apa yang dianggap kekinian dan tidak kekinian di kalangan anak muda.
"Mereka yang dianggap tidak keren, tidak bagus, atau tidak kekinian bisa tereksklusi atau tersisihkan dari dunia pergaulan, karena memang salah satu akibat dari fashion adalah menciptakan struktur sosial semudalam dunia pergaulan," kata Wahyu.
Wahyu mengungkapkan, fenomena tersebut lambat laun bisa juga ditiru oleh muda-mudi di daerah lain di Indonesia. Secara sosiologis, kata dia, fenomena masyarakat tontonan memang selalu berpotensi meluaskan skalanya, apalagi jika sudah diliput media massa.
Kisah Penumpang Terbangkan Pesawat ke Spanyol Gegara Pilot Tak Datang2025-05-31 05:26
VIDEO: Pertunjukan Cahaya Lampu Sambut Ramadan di London2025-05-31 05:10
Disebut Lebih Berbahaya dari Sianida, Ini Efek Keracunan Ikan Buntal2025-05-31 04:50
Pesta Crazy Rich, Istri Mukesh Ambani Pakai Kalung Zamrud Rp950 Miliar2025-05-31 04:30
7 Makanan yang Bisa Meringankan Sakit Kepala2025-05-31 04:23
Harga Bitcoin Terkoreksi hingga US$105.400, Investor Cermati Tarik2025-05-31 04:22
3 Bandara di Indonesia Masuk 10 Peringkat Terendah di Dunia2025-05-31 03:55
FOTO: Romantisme Musim Dingin dari Chanel di Paris Fashion Week2025-05-31 03:48
5 Resep Bolu Pisang Kukus yang Lezat dan Mudah Ditiru2025-05-31 03:37
10 Kota Ramah Turis di Dunia Dari Survei Booking.com2025-05-31 03:34
Treatment Berbasis Laser Diprediksi Bakal Tren di Indonesia di 20242025-05-31 05:16
Pesta Crazy Rich, Istri Mukesh Ambani Pakai Kalung Zamrud Rp950 Miliar2025-05-31 05:11
南加州大学电影学院怎么样?2025-05-31 04:35
KPK Persilahkan Brigjen Endar Ikut Tes Seleksi Lagi, Tapi Tidak Otomatis Diterima2025-05-31 04:34
Waduh! Menteri Satryo Buru2025-05-31 04:23
Waspada Kalau Kosmetik Terlihat Seperti Ini, Bisa Jadi Berbahaya2025-05-31 03:38
伯克利音乐学院和波士顿音乐学院哪个好?2025-05-31 03:36
KPK Persilahkan Brigjen Endar Ikut Tes Seleksi Lagi, Tapi Tidak Otomatis Diterima2025-05-31 03:21
20 Maskapai Budget Paling Aman di Dunia untuk 2024, Tak Ada dari RI2025-05-31 03:19
Hari Perempuan Internasional: Berbeda untuk Dunia yang Lebih Baik2025-05-31 02:59